Senin, 15 Oktober 2012

Units of Measurement



 
MEASUREMENTS UNITS - METER
Meter: - Meter is 1,650, 763.73 times the wavelength of the orange light in vacuum emitted by 36K86 (Krypton) in the transition 2p10 to 5d5. The meter is length of the path travelled by the light in vacuum during a time interval of 1/299,792,458 of a second. (1983). It is denoted by m.
Units of Meter: SI
1 meter (m) = 100 centimeters (cm)
1 meter = 1000 millimeters (mm)
1 meter = 10 decimeters (dm)
10 meter = 1 decameter (dm)
10 decameter = 1 hectometer (hm)
10 hectometers = 1 kilometer (km)
1 km (kilometer) = 1000m= 103 m
1 hm (hectometer)= 100m= 102 m
1 cm (centimeter) = 10mm = 10-2 m
1 fermi = 1f = 10-15 m
1 angstrom = 1A0 = 10-10 m
1 astronomical Unit = 1 AU (distance of the sun from the Earth =1.496×10-11 m
1 light year = 9.46×1015 m (distance that light travels with velocity of 3 ×108 m s-1 in 1 year)
1 parsec = 3.08×1016 m (distance corresponding to an annual parallax of one second).
           
 English Standards of length (Imperial)
Units of Length
1 inch
=
Diameter of halfpenny
7.92 inches
=
1 link
12 inches
=
1 foot
3 feet
=
1 yard
6 feet
=
1 fathom
5 ½ yards
=
25 links
100 links
=
66 feet
220 yards
=
40 poles
8 furlongs
=
80 chains
6080 feet per hour
=
1 Admiralty knot
6080 feet
=
1 nautical mile (British)

Surface


144 square inches
=
1 square foot
9 square feet
=
1 square yard
30 ¼ square yards
=
1 square pole, rod, or perch
40 square poles
=
1 rood
4 roods
=
4840 square yards = 1 acre
640 acres
=
1 square mile
Metric Standards and Equivalents
The following equivalents of metric weights and measures in terms of imperial weights and measure for use in trade were sanctioned by an Order in Council on the 19th May. 1898
Linear Measure
1 inch
=
2.54 centimeters
1 foot
=
30.4799 centimeters
1 yard
=
0.914399 meter
1 mile
=
1.6093 kilometers = 5280 feet
1 chain
=
20.1168 meters = 22 yards
1 centimeter
=
0.39370113 inch
1 meter
=
39.370113 inches = 3.28084 feet = 1.093614 yards.
1 kilometer
=
0.62137 mile
1 radian
=
57.296 degrees (angular measure)
 
Square Measure
1 square inch
=
6.4516 square centimeters
1 square foot
=
9.2903 square decimeters
1 square yard
=
0.836126 square meter =
1 rood
=
10.117 acres = 40 perches
1 acre
=
0.40468 hectare
1 square mile
=
259 hectares
1 square centimeter
=
0.155 square inch.
1 square meter
=
10.7639 square feet = 1.1960 square yards.
1 are
=
119.6 square yards= 100 square meters
1 hectare
=
2.4711 acres = 10,000 square meters
 
Cubic Measure
1 cubic inch
=
16.387 cubic centimeters.
1 cubic foot
=
0.028317 cubic meter = 28.317 litres
1 cubic yard
=
0.76455 cubic meter = 764.55 litres
1 gallon
=
4.545963 liters = 0.1605 cubic foot
1 U.S.A. gallon
=
231 cubic inches = 0.83267 imperial gallon
1 liter
=
1.7598 pints = 0.2200 gallon
1 cubic centimeter
=
0.061 cubic inch.
1 cubic decimeter
=
61.024 cubic inches.
1000 cubic centimeters
=
1 liter = 0.0275 bushel
1 cubic meter
=
35.3148 cubic feet = 1.307954 cubic yards

Rabu, 10 Oktober 2012

Begini Cara Iblis Sesatkan Kita Dengan Sajadah






Assalamualaikum...
Ini adalah sebuah cerita renungan terhadap diri kita
Mudah-mudahan dengan cerita ini dapat mengingatkan diri sendiri ataupun Orang lain.

Tentang cara Iblis menyesatkan manusia menggunakan SAJADAH

Siang menjelang dzuhur . salah satu iblis ada di masjid. Kebetulan hari itu adalah hari Jum'at, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada di dalam masjid. Ia tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk dan masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air


Pada setiap orang, iblis masuk lewat telinga, ke dalam syaraf mata, ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang hadir. Iblis juga menempel di setiap SAJADAH. "Hai Blis!" panggil seorang Kiai, ketika baru masuk masjid. Iblis merasa terusik dan berkata : "Kau kerjakan saja tugasmu kiai, Tidak perlu kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk menganggu setiap orang dalam masjid ini!"

Pak Kiai : "ini rumah ALLAH, blis! Tempat yang suci, kalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti!" Kiai coba mengusir iblis.

Iblis : "Kiai, hari ini adalah hari uji coba sistem baru". Kiai tercenggung.
"Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat kaummu".
"Dengan apa?", tanya kiai.

Iblis : "Dengan sajadah !".

Kiai : "Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah, blis? "

Iblis : "Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah dibawah UMR, demi keuntungan besar!"

Kiai : " Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru ?"


Iblis : " bukan itu saja kiai, Saya juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. saya akan menumbuhkan gagasan, agar para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar"
Kiai : "Untuk apa ?"


Iblis : "Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum yang kau pimpin, Kiai! Selain itu, saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat.
Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf akan renggan.
Dan saya ada dalam kerenganggan itu. dari situ saya bisa ikut membentangkan sajadah".


Dialog iblis dan kiai sesaat terputus. Dua orang datang, dan keduanya membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki sajadah yang lebar.
Sementara, satu lagi sajadahnya lebih kecil.


Orang yang punya sajadah lebar seenaknya saja membentangkan sajdahnya, tanpa melihat kanan-kiri. Sementara, orang yang punya sajadah lebih kecil, tidak enak hati jika harus mendesak jamaah lain yang sudah lebih dahulu datang.

Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecil membentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar tertutupi sepertiganya

Keduanya masih melakukan sholat sunnah.
"Nah, liat itu kiai !", Iblis memulai dialog lagi
"Yang mana ?", tanya kiai

"Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu, mereka punya sajadah yang bebeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka"

Iblis lenyap. Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf. Kiai hanya memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunnah. Kiai akan melihat kebenaran rencana yang dikatakan iblis sebelumnya. Pemilik sejadah lebar ,rukuk, Kemudian sujud. Tetapi sambil bangun dari sujud, ia membuka sajadahnya yang tertumpuk, lalu meletakkan sajadahnya diatas sajadah yang kecil. Hingga sajadah yang kecil berada dibawah sajada yang besar.


kemudian ia berdiri, Sementara, pemilik sajadah yang lebih kecil melakukan hal serupa. Ia juga membuka sajadahnya, karena sajadahnya ditutupi oleh sajadah yang lebih besar. Itu berjalan sampai akhir sholat sunnah.


Bahkan, pada saat sholat wajib juga, kejadiaan itu beberapa kali terlihat di beberapa bagian masjid. Orang lebih memilih menjadi di atas dari pada di bawah. Di atas sajadah saja orang sudah berebut kekuasaan dengan orang lain. Siapa yang memiliki sajadah lebar akan meletakkan diatas sajadah kecil. Sajadah sudah dijadikan iblis sebagai pembedaan kelas.


Pemilik sajadah diidentikan sebagai orang yang memiliki kekayaan, yang setiap saat harus berada diatas daripada yang lain. Sedangkan pemilik sajadah yang kecil, adalah kelas bawah yang setiap saat selalu menjadi sub-ordinat dari orang yang kaya.
Diatas sajadah saja, Iblis telah mengajari orang supaya selalu menguasai orang lain. " ASTAGHFIRULLAHAL ADZIM

SEMOGA KITA LEBIH BIJAK MENGGUNAKAN SAJADAH
YANG KITA MILIKI

Tetap berbagi dengan siapapun apa yang kita miliki, karena semua itu hanya titipan dari ALLAH SWT


"Semakin tinggi tingkat keimanan seorang mukmin maka akan semakin tinggi dan canggih pula godaan yang dilakukan oleh Iblis dan pengikutnya"

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apakah kalian tidak berbaris sebagaimana berbarisnya para malaikat di sisi Rabb mereka?" Maka kami berkata: "Wahai Rasulullah, bagaimana berbarisnya malaikat di sisi Rabb mereka?" Beliau menjawab: "Mereka menyempurnakan barisan-barisan (shaf-shaf), yang pertama kemudian (shaf) yang berikutnya, dan mereka merapatkan barisan". (HR. Muslim, An Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah).

Mike Tyson; Saya Menangis, Saya Berada di Salah Satu Taman Surga



Mike Tyson yang terkenal dengan julukan Si Leher Beton boleh garang di atas ring tinju. Tak gentar berhadapan dengan siapapun. Namun, di Masjid Nabawi, ia tertunduk dan meratap hingga air matanya pun mengalir.

Inilah pengalaman spiritual mantan juara dunia tinju kelas berat Mike Tyson ketika melaksanakan ibadah umroh. Tyson menginjak Tanah Suci untuk kali pertama pada Jumat, 2 Juli 2010.
Petinju yang selalu meng-KO lawannya di ronde pertama itu tinggal di hotel dekat Masjid Nabawi dan mendapat sambutan luar biasa dari fansnya. Ia mendapat pengawalan ketat saat melakukan shalat Zuhur.
Tyson mengaku mendapat pengalaman spiritual luar biasa selama Umroh di Arab Saudi. “Saya senang punya fans yang mencintai saya di Arab Saudi. Tapi, saya berharap mereka meninggalkan saya sendiri untuk menikmati momen spiritual di Tanah Suci. Saya tidak kuasa menitikkan air mata ketika saya mengetahui bahwa saya berada di salah satu taman surga,” ujar Tyson saat mengunjungi masjid Nabawi.
Dari Madinah, Tyson melanjutkan perjalanan ke Mekkah untuk melaksanakan umroh. Usai melakukan umroh di Mekkah, Mantan juara tinju dunia ini mengunjungi Jeddah, Abha dan Riyadh.
Tyson yang bernama lengkap Michael Gerard Tyson lahir di New York City, Amerika, 30 Juni 1966. Tyson memeluk Islam ketika masih dipenjara pada pertengahan tahun 1990. Secara resmi, tahun 1995, selepas dari penjara di Indiana, Tyson mengumumkan hijrah memeluk agama Islam yang telah dipelajarinya selama di dalam penjara, dengan nama baru Malik Abdul Aziz.
Adalah sebuah perjalanan yang panjang dan berliku bagi Michael Gerard "Mike" Tyson untuk menjadi Malik Abdul Aziz. Dulu ia selalu dirundung skandal wanita, kini ia berkata "I love my family". Dulu ia bangga dengan sarung tinjunya, kini ia tawadhu dengan kopiah putihnya.
Kini, si Leher Beton itu tak lagi berjaya. Tapi dia mengaku hidup lebih tenang. “Saya punya istri, dan anak-anak terbaik, yang rasanya tak pantas saya miliki. Tapi mereka ada untuk saya. Saya sangat bersyukur,” ujarnya.

Balasan Bagi Pemimpin Yang adil

Kekhalifahan Abbasiyah merupakan pemerintahan Islam kedua yang berkuasa di Baghdad, setelah Khalifah Umar bin Khattab meninggal dunia. Di bawah kepemimpinan Al-Ma'mun, Islam mencapai puncak kejayaan. Wilayah kekuasaan Islam terbentang dari pantai Atlantik di barat sampai tembok besar Cina.

Suatu hari, Al-Ma'mun, khalifah ke-7 yang berkuasa tahun 813-833 Masehi, mendengar kabar jika Raja Kisra, penguasa daratan Persia yang telah lama meninggal dunia, dahulunya raja yang selalu berperilaku adil. Bahkan ketika ajal menjemput, raja penyembah api itu tetap konsisten menjunjung tinggi keadilan untuk rakyatnya.

Sebelumnya, Kisra merupakan raja Persia yang hidup pada masa Nabi Muhammad SAW. Dahulu, nabi pernah mengirimkan surat kepada Raja Kisra, mengajaknya memeluk Islam. Namun Raja Kisra menolak ajakan itu, bahkan surat Rasullulah SAW disobek.

"Aku pernah dengar, bahwa bumi tidak akan merusak tubuh para raja yang berbuat adil," Kata Al-Ma'mun seperti dikutip dari buku kisah keadilan para pemimpin Islam tulisan Nasiruddin.

Untuk membuktikan kebenaran tersebut, Al-Ma'mun bersama beberapa pleton prajuritnya bergegas menuju negeri Kisra yang sudah menjadi wilayah kekuasaan Islam. Setelah sekian lama menempuh perjalanan, akhirnya Al-Ma'mun sampai di tempat yang sangat teduh, lokasi makam Raja Kisra.

Segera dia memerintahkan pasukannya untuk membongkar makam. Betapa terkejutnya Al-Ma'mun melihat kondisi jenazah Raja Kisra. Badannya tetap utuh tidak rapuh dimakan hewan tanah, dan juga pakaian yang dikenakan sang raja tetap baru dan tidak berubah sama sekali.

Tidak hanya itu, Al-Ma'mun juga melihat cincin yaqut berwarna merah yang terbuat dari batu bury merah, di jari jenazah Raja Kisra. Cincin yaqut merupakan simbol pemeluk Majusi.

Seketika itu dia percaya akan keberadaan kabar yang pernah diterimanya. "Dia adalah seorang Majusi yang menyembah api, tetapi Allah SWT tidak mengabaikan kebaikan keadilannya terhadap rakyat," kata Al-Ma'mun.

Setelah mendapat kebenaran, segera Al-Ma'mun menutup kembali makamnya. Bahkan untuk menghormati keadilan sang raja, khalifah menutup jenazah dengan pakaian sutera yang dilapisi emas. Untuk menjaga makam dari upaya pencurian oleh pihak tertentu, Khalifah Al-Ma'mun menutup kuburannya dengan cairan timah.

Perjalanan Rasulullah SAW Bersama Dua Tamunya


Di suatu pagi hari, Rasulullah SAW bercerita kepada para sahabatnya, bahwa semalam beliau didatangi dua orang tamu. Dua tamu itu mengajak Rasulullah untuk pergi ke suatu negeri, dan Rasul menerima ajakan mereka. Akhirnya mereka pun pergi bertiga.

Ketika dalam perjalanan, mereka mendatangi seseorang yang tengah berbaring. Tiba-tiba di dekat kepala orang itu ada orang lain yang berdiri dengan membawa sebongkah batu besar. Orang yang membawa batu besar itu dengan serta merta melemparkan batu tadi ke atas kepala orang yang sedang berbaring, maka remuklah kepalanya dan menggelindinglah batu yang dilempar tadi. Kemudian orang yang melempar batu itu berusaha memungut kembali batu tersebut. Tapi dia tidak bisa meraihnya hingga kepala yang remuk tadi kembali utuh seperti semula. Setelah batu dapat diraihnya, orang itu kembali melemparkan batu tersebut ke orang yang sedang berbaring tadi, begitu seterusnya ia melakukan hal yang serupa seperti semula.


Melihat kejadian itu, Rasulullah bertanya kepada dua orang tamu yang mengajaknya, “Maha Suci Allah, apa ini?”

“Sudahlah, lanjutkan perjalanan!” jawab keduanya.

Maka mereka pun pergi melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan, mereka mendatangi seseorang lagi. Orang tersebut sedang terlentang dan di sebelahnya ada orang lain yang berdiri dengan membawa gergaji dari besi. Tiba-tiba digergajinya salah satu sisi wajah orang yang sedang terlentang itu hingga mulut, tenggorokan, mata, sampai tengkuknya. Kemudian si penggergaji pindah ke sisi yang lain dan melakukan hal yang sama pada sisi muka yang pertama. Orang yang menggergaji ini tidak akan pindah ke sisi wajah lainnya hingga sisi wajah si terlentang tersebut sudah kembali seperti sediakala. Jika dia pindah ke sisi wajah lainnya, dia akan menggergaji wajah si terletang itu seperti semula. Begitu seterusnya dia melakukan hal tersebut berulang-ulang.

Rasulullah pun bertanya, “Subhanallah, apa pula ini?”

Kedua tamunya menjawab, “Sudah, menjauhlah!”

Maka mereka pun kembali melanjutkan perjalanan. Selanjutnya mereka mendatangi sesuatu seperti sebuah tungku api, atasnya sempit sedangkan bagian bawahnya besar, dan menyala-nyala api dari bawahnya. Di dalamnya penuh dengan jeritan dan suara-suara hiruk pikuk. Mereka pun melongoknya, ternyata di dalamnya terdapat para lelaki dan wanita dalam keadaan telanjang. Dan dari bawah ada luapan api yang melalap tubuh mereka. Jika api membumbung tinggi mereka pun naik ke atas, dan jika api meredup mereka kembali ke bawah. Jika api datang melalap, maka mereka pun terpanggang.

Rasulullah kembali bertanya, “Siapa mereka?”

Kedua tamunya menjawab, “Menjauhlah, menjauhlah!”

Akhirnya mereka kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini mereka mendatangi sebuah sungai, sungai yang merah bagai darah. Ternyata di dalam sungai tadi ada seseorang yang sedang berenang, sedangkan di tepi sungainya telah berdiri seseorang yang telah mengumpulkan bebatuan banyak sekali. Setiap kali orang yang berenang itu hendak berhenti dan ingin keluar dari sungai, maka orang yang ditepi sungai mendatangi orang yang berenang itu dan menjejali mulutnya sampai ia pun berenang kembali. Setiap kali si perenang kembali mau berhenti, orang yang di tepi sungai kembali menjejali mulut si perenang dengan bebatuan hingga dia kembali ke tengah sungai.

Rasulullah pun bertanya, “Apa yang dilakukan orang ini?!”

“Menjauhlah, menjauhlah!” jawab kedua tamunya.

Maka mereka pun melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan kali ini, mereka mendapatkan seseorang yang amat buruk penampilannya, sejelek-jeleknya orang yang pernah kita lihat penampilannya, dan di dekatnya terdapat api. Orang tersebut mengobarkan api itu dan mengelilinginya.

“Apa ini?!” tanya Rasulullah

“Menjauhlah, menjauhlah!” jawab kedua tamunya.

Lalu mereka melanjutkan perjalanan lagi. Dalam perjalanan mereka menemukan sebuah taman yang indah, dipenuhi dengan bunga-bunga musim semi. Di tengah taman itu ada seorang lelaki yang sangat tinggi, hingga Rasulullah hampir tidak bisa melihat kepala orang itu karena tingginya. Di sekeliling orang tinggi itu banyak sekali anak-anak yang tidak pernah Rasul lihat sebegitu banyaknya.

Melihat itu, Rasulullah kembali bertanya, “Apa ini? Dan siapa mereka?”

Kedua tamunya menjawab, “Menjauhlah, menjauhlah!”

Maka mereka pun pergi berlalu. Lalu mereka menyaksikan sebuah pohon yang amat besar, yang tidak pernah Rasul lihat pohon yang lebih besar dari ini. Pohon ini juga indah. Kedua tamu Rasul berkata, “Naiklah ke pohon itu!”

Lalu mereka pun memanjatnya. Rasul dituntun menaiki pohon dan dimasukkannya ke dalam sebuah rumah yang sangat indah yang tak pernah Rasul lihat seumpamanya. Di dalamnya terdapat lelaki tua dan muda. Lalu mereka sampai pada sebuah kota yang dibangun dengan batu bata dari emas dan perak. Mereka mendatangi pintu gerbang kota itu. Tiba-tiba pintu terbuka dan mereka memasukinya. Mereka disambut oleh beberapa orang, sebagian mereka adalah sebaik-baik bentuk dan rupa yang pernah kita lihat, dan sebagiannya lagi adalah orang yang seburuk-buruk rupa yang pernah kita lihat. Kedua tamu yang bersama Rasulullah berkata kepada orang-orang itu, “Pergilah, dan terjunlah ke sungai itu!”

Ternyata ada sungai terbentang yang airnya sangat putih jernih. Mereka pun segera pergi dan menceburkan dirinya masing-masing ke dalam sungai itu. Kemudian mereka kembali kepada Rasululullah dan dua tamunya. Kejelekan serta keburukan rupa mereka tampak telah sirna, bahkan mereka dalam keadaan sebaik-baik rupa!

Lalu kedua orang tamu Rasulullah berkata, “Ini adalah Surga ‘Adn, dan inilah tempat tinggalmu!”

“Rumah pertama yang kau lihat adalah rumah orang-orang mukmin kebanyakan, adapun rumah ini adalah rumah para syuhada’, sedangkan aku adalah Jibril dan ini Mika’il. Maka angkatlah mukamu (pandanganmu).”

Maka mata Rasulullah langsung menatap ke atas, ternyata sebuah istana bagai awan yang sangat putih. Kedua tamu Rasulullah berkata lagi, “Inilah tempat tinggalmu!”

Rasulullah berkata kepada mereka, “Semoga Allah memberkati kalian.”

Kedua tamu itu lalu hendak meninggalkan Rasulullah. Maka Rasulullah pun segera ingin masuk ke dalamnya, tetapi kedua tamu itu segera berkata, “Tidak sekarang engkau memasukinya!” [1]

“Aku telah melihat banyak keajaiban sejak semalam, apakah yang kulihat itu?” tanya Rasulullah kepada mereka.

Keduanya menjawab, “Kami akan memberitakan kepadamu. Adapun orang yang pertama kau datangi, yang remuk kepalanya ditimpa batu, dia itu adalah orang yang membaca Al Qur’an tetapi ia berpaling darinya, tidur di kala waktu shalat fardhu (melalaikannya). Adapun orang yang digergaji mukanya sehingga mulut, tenggorokan, dan matanya tembus ke tengkuknya, adalah orang yang keluar dari rumahnya dan berdusta dengan sekali-kali dusta yang menyebar ke seluruh penjuru. Adapun orang laki-laki dan perempuan yang berada dalam semacam bangunan tungku, maka mereka adalah para pezina. Adapun orang yang kamu datangi sedang berenang di sungai dan dijejali batu, maka ia adalah pemakan riba. Adapun orang yang sangat buruk penampilannya dan di sampingnya ada api yang ia kobarkan dan ia mengitarinya, itu adalah malaikat penjaga neraka jahannam.

Adapun orang yang tinggi sekali, yang ada di tengah-tengah taman, itu adalah Ibrahim AS. Sedangkan anak-anak di sekelilingnya adalah setiap bayi yang mati dalam keadaan fitrah.”



Lalu di sela-sela penyampaian cerita ini, para sahabat bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan anak orang-orang musyrik?”

Rasulullah menjawab, “Dan anak orang-orang musyrik.”

Lalu Rasulullah SAW melanjutkan ceritanya.

Adapun orang-orang yang sebagian mukanya bagus, dan sebagian yang lain mukanya jelek, mereka itu adalah orang-orang yang mencampuradukan antara amalan shalih dan amalan buruk, maka Allah mengampuni kejelekan mereka. []

Maraji’: Riyadhush Shalihin

_______________
Catatan kaki:

[1] Dalam hadits riwayat Bukhari lainnya, dikisahkan bahwa kedua tamu Rasulullah itu mengatakan kepada Rasulullah SAW, “Kamu masih memiliki sisa umur yang belum kamu jalani, jika kau telah melaluinya maka kau akan masuk rumahmu.” (HR. Bukhari)

(hdn/hudzaifah)